FILOSOFI KULINER TRADISIONAL SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI PAWON 21 BONJERUK LOMBOK TENGAH
Abstract
Kuliner tradisional merupakan bagian dari identitas budaya lokal yang memiliki potensi besar dalam mendukung pariwisata berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam bagaimana Pawon 21 Bonjeruk mengangkat filosofi kuliner tradisional ayam Merangkat dan sate Kuncung sebagai daya tarik wisata yang unggul dan berkelanjutan. Melalui metode kualitatif dengan pendekatan etnografi serta teknik pengumpulan data menggunakan wawancara secara mendalam. Hasil penelitian ini membahas pelestarian tradisi Merangkat dalam budaya pernikahan masyarakat Sasak melalui pendekatan wisata kuliner di Pawon 21 Bonjeruk. Tradisi Merangkat, yang bermakna simbolik sebagai bentuk penghormatan dan pengikatan komitmen dalam pernikahan, diwujudkan dalam bentuk kuliner khas seperti Ayam Merangkat dan Sate Kuncung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kuliner ini tidak hanya memiliki cita rasa khas, tetapi juga sarat nilai filosofi yang disampaikan melalui penyajian dan narasi budaya. Strategi promosi melalui media sosial, festival tahunan, dan pengemasan wisata berbasis budaya turut berkontribusi terhadap peningkatan kunjungan wisatawan. Selain menjadi sarana pelestarian budaya, Pawon 21 juga mendorong pemberdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal secara berkelanjutan
References
[2] Rijal, S. (2017). Kuliner Tradisional Sebagai Daya Tarik Kota Makassar Sebagai Destinasi Wisata Kuliner.
[3] Kurniansah, R., & Rojabi, S. H. (2023). Kuliner lokal sebagai daya tarik wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat. The Sages Journal: Culinary Science and Business, 2(1), 9–19. https://jurnalsages.ac.id/index.php/sages
[4] Jaya, U. P., Yulianingsih, & Suranata, I. G. K. (2024). Pengembangan Kuliner Tradisional Sebagai Daya Tarik Pariwisata Di Desa Tenggalinggah. Jurnal Pariwisata PaRAMA, 5(2), 86–100. https://doi.org/10.36417/jpp.v5i2.761
[5] Putri, J. A., Denik, Y., Maryani, T., Yuliamir, H., & Rahayu, E. (2023). Potensi Makanan Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner Di Kota Salatiga. Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata, 6(1), 207–212.
[6] Pakpahan, R., & Kristiana, Y. (2019). Pengenalan Kuliner Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata Belitung. Prosiding PKM-CSR, 2, 1054–1056.
[7] Maisaroh, S., & Mauluddin, I. (2025). Gastronomi Makanan Tradisional Mbojo (Bima-Dompu) dalam Pembelajaran Menulis Teks Narasi. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 14(2 Mei), 2873-2886.
[8] Banudi, L., & Imanuddin, P. (2017). Sosiologi dan Antropologi Gizi. In Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
[9] Mintosih, S., & Widiyanto, Y. S. (1997). Tradisi dan kebiasaan makan pada masyarakat tradisional di Kalimantan Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
[10] Abdullah, A., & Widiani, L. (2024). Gastronomi Sasak-Lombok: Kaya Ragam, Kaya Rasa, Kaya Budaya. Media Bina Ilmiah, 18(8), 2019-2030.
[11] Ratnawati, W. (2020). Penguatan pendidikan karakter melalui adab makan bersama di kelas. Jurnal Varidika, 31(2), 87-91.
[12] Yoesoef, M. (2022). Tradisi Pengucapan Syukur Minahasa dan Pemertahanan Kuliner Tradisional. Arif: Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal.
[13] Asmini, A., Karmeli, E., Sutanti, M., & Kamaruddin, K. (2024). Peran Perempuan dalam Mengembangkan Kuliner Tradisional Khas Sumbawa di Desa Tatebal. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities, 4(2), 99-105.
[14] Adinugroho, S., Djong, A. M. R., Faskahariyanto, K., & Nugroho, T. (2025). Sentra Kuliner Sebagai Penunjang Keberlanjutan Wisata Sungai Kalimas Surabaya. Jurnal Lentera Bisnis, 14(1), 594-603.
[15] Ariani, F. (2024). Menjaga Akar Tradisi: Makan Baidang Dalam Acara Badua Di Rantau Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya, 8(1), 47-64.
[16] Safitri, W. D., br Sihombing, C. A., Ingtyas, F. T., & Ginting, L. (2024). Pengaruh Peran Perempuan dalam Melestarikan Makanan Tradisional di Industri Kuliner. MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 11(4), 219-231.
[17] Prabowo, I. D. P., Lestariningsih, T., & Mau, D. P. (2024). Kuliner Lokal Sebagai Daya Tarik Kota Malang. Jurnal Industri Pariwisata, 6(2), 143-146.
[18] Kirom, N. R., Sudarmiatin, S., & Putra, I. W. J. A. (2016). Faktor-faktor penentu daya tarik wisata budaya dan pengaruhnya terhadap kepuasan wisatawan (Doctoral dissertation, State University of Malang).
[19] Simanjuntak, B. A., Tanjung, F., & Nasution, R. (2017). Sejarah pariwisata: menuju perkembangan pariwisata Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
[20] Puspa, I. A. T. (2019). Ngaben sebagai Daya Tarik Pariwisata. Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya, 4(1), 37-45.
[21] Endah, K. (2020). Pemberdayaan masyarakat: Menggali potensi lokal desa. Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 6(1), 135-143.
[22] Prasetyo, H., & Nararais, D. (2023). Urgensi destinasi wisata edukasi dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 17(2), 135-143.
[23] Nasution, F., Azzahra, A. R., Ginting, C. S., & Amalia, M. (2023). Diversitas Sosiokultural: Penjelasan, Faktor, dan Manfaatnya dalam Masyarakat. Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 3(2), 249-258.
[24] Wisnawa, I. M. B. (2024). Era baru loyalitas wisata: Menggabungkan digitalisasi dan autentisitas dalam pemasaran destinasi. Journal of Tourism and Interdiciplinary Studies, 4(1), 1-16.
[25] Wilantara, M. (2024). Rekonstruksi Komunikasi Pariwisata Bali Mengubah Pandangan Budaya Dari Globalitas Ke Lokalitas. Deepublish.
[26] Idrus, S. H., Sari, S. K. Y., Rijal, M., & Syam, N. (2025). Analisis Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan Berkelanjutan dalam Mendukung Kelestarian Budaya Lokal dan Nasional. Journal of Mandalika Literature, 6(1), 192-202.
[27] Nurhidayati, S. E., Muliani, L., Judijanto, L., Apriyanto, A., Haryanti, T., Darmayasa, D., ... & Raksapati, A. (2025). Pesona Pariwisata Indonesia: Potensi, Pengembangan, dan Inovasi Membangun Destinasi Pariwisata Indonesia. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
[28] Munir, U., Dimyati, K., & Absori, A. (2018). Implementasi kebijakan pengembangan pariwisata di Pulau Lombok. YUSTISIA MERDEKA: Jurnal Ilmiah Hukum, 4(2).
[29] Sintia, B. (2025). Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Untuk Meningkatkan Daya Saing Destinasi Lokal. Jurnal Dinamika Sosial dan Sains, 2(1), 396-401.
[30] Jaya, U. P., & Suranata, I. G. K. (2024). Pengembangan Kuliner Tradisional Sebagai Daya Tarik Pariwisata Di Desa Tenggalinggah. Jurnal Pariwisata Parama: Panorama, Recreation, Accomodation, Merchandise, Accessbility, 5(2), 86-100.
[31] Dwi Lestari, A. (2024) Makanan sebagai Jendela Pemahaman Lintas Budaya, Kompasiana.com, diakses pada sabtu 14 juni 2025, https://www.kompasiana .com/ anggun 566 79/66a1f191c925c41881285882/makanan-sebagai-jendela-pemahaman-lintas-budaya
[32] Prasetya Ningrum, D.. (2025). Makanan sebagai Identitas Budaya: Melacak Makna di Balik Rasa dan Tradisi, Kumparan.com, diakses pada sabtu 14 juni 2025, https://kumparan.com/dita-prasetyaningrum/makanan-sebagai-identitas-budaya-melacak-makna-di-balik-rasa-dan-tradisi-257kfOttMjT/1
[33] Triana, D. S., & Darsana, I. M. (2025). Strategi Pengembangan Pulau Lembongan Sebagai Destinasi Wisata Kuliner Seafood Di Bali. Sibatik Journal: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan, 4(5), 569-580.
[34] Maruto, N. A. R., & Huda, A. M. (2020). Destinasi Branding Kampung Lawang Seketeng Sebagai Wisata Kuliner. Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna, 8(2), 118-133.
[35] Siregar, N. A., & Dewi, M. H. U. (2025). Pengaruh Daya Tarik Wisata, Kearifan Lokal dan Kualitas Lingkungan Terhadap Minat Wisatawan Ke Bali. JAMPARING: Jurnal Akuntansi Manajemen Pariwisata dan Pembelajaran Konseling, 3(1), 342-353.
[36] Setiawan, H. (2018). Keterkaitan Antara Citra Destinasi, Persepsi Nilai Pengalaman Dan Kepuasan Wisatawan Kuliner. MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen, 8(3), 523-540.
[37] Sari, D. P. (2024). Strategi Pengembangan Wisata Gastronomi Di Kota Bogor-Jawa Barat. Journal FAME: Journal Food and Beverage, Product and Services, Accomodation Industry, Entertainment Services, 7(1), 20-29.
[38] Mau, D. P., Mau, Y. P., Wibowo, O. H., Kurniansah, R., Artana, I. W. A., & Ariawan, I. W. A. P. (2024). Preservation of Local Culinary Tourism in Improving the Economy of Local Communities in Surabaya. GREENOMIKA, 6(2), 123-134.
[39] Utami, S. (2018). Kuliner sebagai identitas budaya: Perspektif komunikasi lintas budaya. CoverAge: Journal of Strategic Communication, 8(2), 36-44.
[40] Telelepta, E. G. (2024). Geografi Pariwisata. Insight Mediatama.
[41] Wibowo, O. H. (2023). Integrating Local Cuisine Into Tourism To Create Economic and Social Benefits in The Digital 4.0 Era. Santhet (Jurnal Sejarah Pendidikan Dan Humaniora), 7(2), 559-566.
[42] Teguh, F. (2024). Tata Kelola Destinasi: Membangun Ekosistem Pariwisata. UGM PRESS.
[43] Scarpato, R. (2003). Gastronomy as a tourist product: The perspective of gastronomy studies. In Tourism and gastronomy (pp. 65-84). Routledge.
[44] Sunada, I. N. (2019). Potensi makanan tradisional Bali yang berbasis masyarakat sebagai daya tarik wisata di Pasar Umum Gianyar. Jurnal Gastronomi Indonesia, 7(1), 27-47.
[45] [Symons, M. (2002). Gastronomy as a tourist product: the perspective of gastronomy studies. Tourism and gastronomy, 131-151.
[46] Rumadana, I. M. (2013). Gastronomi Pada Tradisi Ulihan Sebagai Daya Tarik Wisata Di Desa Wisata Belimbing, Tabanan. Jurnal Gastronomi Indonesia, 2(1), 1-10.
[47] Muniarty, P., Marthiana, W., Sudirjo, F., Fauzan, R., Wirakusuma, K. W., Octaviani, D. W., Della, R. H., Kurnia, A. Y., Lawi, A., Kuswandi, S., & Sanusi. (2023). Perancangan dan pengembangan produk. PT Global Eksekutif Teknologi.
[48] Mubarok, A. A., & Sasongko, R. M. (2023). Menerjemahan Voices Of The Customer (Voc) Kedalam Inovasi Produk Melalui Quality Function Deployment (QFD) Pada Umkm Kuliner. Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE), 4(2), 206-221.
[49] Devicha, Y. (2022). Strategi Pengembangan Produk Wisata Untuk Meningkatkan Kepuasan Wisatawan (Thesis Diploma, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat).
[50] Nuriadi (2017) PAWON Sebagai Semiotika Fenomena: Tanda yang Mengandung “tanda-tanda”, dalam maiarahma.wordpress.com, https://maiarahma.wordpress.com /2017/ 02/ 22/ pawon-sebagai-semiotika-fenomena-tanda-yang-mengandung-tanda-tanda-2/
[51] Singgalen, Y. A. (2023). Destination branding dan optimalisasi performa kelompok sadar wisata (Pokdarwis) melalui sistem informasi Desa Wisata Berbasis Bauran Pemasaran 9P. Journal of Information System Research (JOSH), 5(1), 79-88.
[52] Mustafidah, H. (2016). Makna Simbolis Dalam Upacara Mangan Merangkat Di Desa Segala Anyar Kecamatan Pujut Lombok Tengah (Skripsi, Universitas Mataram, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah).
[53] Ihsan, E. Y. (2020). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Merangkat Dalam Prosesi Merariq Pada Masyarakat Suku Sasak (Studi di Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah) (Skripsi, Universitas Islam Negeri Mataram, Fakultas Syariah, Jurusan Hukum Keluarga Islam).
[54] Hikmayani, N. (2023). Interaksionisme simbolik dalam tradisi mangan merangkat Dusun Surebaye Desa Barabali Kecamatan Batukliang (Skripsi, Universitas Islam Negeri Mataram, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Program Studi Sosiologi Agama).
[55] Sudarman, I. W., Armini, I. G. A., & Sumarhen, I. G. A. (2014). Inventarisasi Perlindungan Karya Budaya Kuliner Ayam Taliwang Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali.
[56] Nurmantika, M. P. (2025). Ayam Merangkat: Cita rasa tradisi Sasak yang memiliki histori. RRI.co.id. https://rri.co.id
[57] Usman. Pemilik Sekaligus Pengelola Wisata Kuliner Pawon 21, wawancara, Kamis 29 Mei 2025.
[58] Hanan Abdul. Pengunjung Wisata Kuliner Pawon 21, wawancara, Selasa 3 Juni 2025.
[59] Abdul Hamid. Pengunjung Wisata Kuliner Pawon 21, wawancara, Selasa 3 Juni 2025.
[60] Hadi Misbahul. Pengunjung Wisata Kuliner Pawon 21, wawancara, Selasa 3 Juni 2025.
[61] Rizky. Pengunjung Wisata Kuliner Pawon 21, wawancara, Selasa 3 Juni 2025.
[62] Saefudin, S. F., Silalahi, S. A. M., & Fujiastuti, S. N. (2024). Pengaruh Digitalisasi Dalam Bisnis Kuliner: Dampak Aplikasi Online Terhadap Pasar Bisnis Tradisional Di Kawasan Pendidikan Bandung Utara. IKRAITH-EKONOMIKA, 7(3), 370-381.
[63] Rachão, S. A. S., Breda, Z., Fernandes, C., & Joukes, V. (2021). Food-and-wine experiences towards co-creation in tourism. Tourism Review, 76(5), 1050-1066.
[64] Hernández-Mogollón, J. M. (2023). Application of smellscapes and affective-cognitive analysis in memorable cheese-based tourism experiences. International Journal of Gastronomy and Food Science, 34, 100815.
[65] Kurniansah, R., & Rojabi, S. H. (2023). Kuliner lokal sebagai daya tarik wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat. The Sages Journal: Culinary Science and Business, 2(1), 9–19. https://jurnalsages.ac.id/index.php/sages
[66] Prakoso, A. A. (2015). Pengembangan Wisata Pedesaan Berbasis Budaya Yang Berkelanjutan Di Desa Wisata Srowolan Sleman. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 61-76.
[67] Putri, J. A., Mistriani, N., Octafian, R., Setyaningtyas, M., Hibatullah, G. H., & Hidayah, K. (2024). Pengaruh partisipasi masyarakat dan kearifan lokal terhadap minat berkunjung di Desa Wisata Kandri Kota Semarang. NAWASENA: Jurnal Ilmiah Pariwisata, 3(1), 21-30.








