PERKEMBANGAN SIKLUS HIDUP PARIWISATA DI DESA WISATA NGLANGGERAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

  • Mahmudah Budiatiningsih Sekolah TInggi Pariwisata Mataram
Keywords: Desa Wisata Nglanggeran, Perkembangan Destinasi, Tourism Area Life Cycle.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengenai perkembangan siklus hidup pariwisata di Desa Wisata Nglanggeran ditinjau dari konsep Tourism Area Life Cycle (TALC). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode pengambilan data dilakukan melalui studi literatur, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Wisata Nglanggeran memiliki indikasi yang sesuai dengan TALC pada tahap exploration dan tahap involvement, namun terjadi hal unik pada tahap development. Pada tahap development kunjungan wisatawan mengalami peningkatan signifikan dan selanjutnya mengalami penurunan signifikan dalam waktu relatif singkat. Hal tersebut bukan indikasi destinasi akan memasuki tahapan selanjutnya karena penurunan kunjungan wisata merupakan salah satu upaya responsif pengelola dalam menyelesaikan dampak negatif puncak kunjungan wisata. Modifikasi segmentasi pasar dan jenis paket wisata yang ditawarkan berhasil menekan kunjungan wisata tanpa menurunkan omzet kunjungan. Kemanfaatan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan justru semakin dirasakan baik oleh masyarakat. Hal ini berperan dalam mempertahankan fase development di Desa Wisata Nglanggeran.

References

[1] Butler, R. (Ed.). (2006). The tourism area life cycle (Vol. 1). Channel view publications.
[2] CTH. (2011). CTH Diploma in Tourism Management: Destination Analysis. Singapore: BPP Learning Media.
[3] Desa Nglanggeran merupakan Satu dari Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia, data diakses melalui http://www.kemenpar.go.id/post/siaran-pers-empat-desa-wisata-indonesia-masuk-top-100-destinasi-berkelanjutan-dunia diakses pada 13 Desember 2019.
[4] Desa Wisata Nglanggeran Desa Wisata Terbaik Kedua Nasional, data diakses melalui https://www.jogja.co/nglanggeran-gunungkidul-desa-wisata-terbaik-kedua-tingkat-nasional-2013/ diakses pada 13 Desember 2019.
[5] Desa Wisata Nglanggeran Memperoleh Penghargaan CBT ASEAN, data diakses melalui http://gunungapipurba.com/posts/detail/desa-wisata-nglanggeran-memperoleh-peghargaan-cbt-asean-di-singapore diakses pada 13 Desember 2019.
[6] Desa Wisata Nglanggeran Raih Penghargaan ASEAN Sustainable Award, data diakses melalui http://gunungapipurba.com/posts/detail/desa-wisata-nglanggeran-raih-penghargaan-asta-asean-sustainable-tourism-award-di-thailand diakses pada 13 Desember 2019.
[7] Dinas Pariwisata DIY. (2017). Statistik Kepariwisataan DIY 2016. Dinas Pariwisata DIY.
[8] Dinas Pariwisata DIY. (2018). Statistik Kepariwisataan DIY 2017. Dinas Pariwisata DIY.
[9] Dinas Pariwisata DIY. (2019). Statistik Kepariwisataan DIY 2018. Dinas Pariwisata DIY.
[10] Hartono, Drajat Dwi. (2012). Daya Dukung Kawasan Wisata Alam Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada.
[11] Hermawan, Hary. (2016). Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, 3(2).
[12] Jamalina, I.A. & Wardani, D.T.K. (2017). Strategi Pengembangan Ekowisata Melalui Konsep Community Based Tourism (CBT) & Manfaat Sosial dan Ekonomi Bagi Masyarakat di Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 18(1), 71-85.
[13] Peta Kawasan Desa Wisata Nglanggeran, data diakses melalui http://gunungapipurba.com/pages/detail/informasi-geografis diakses pada 14 Desember 2019.
[14] Tiani, I.M. & Baiquni, M. (2018). Penerapan Prinsip Ekowisata di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Jurnal Bumi Indonesia, 7(3).
[15] Wahyuni, Dinar. (2018). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 9(1).
Published
2024-12-27
How to Cite
Budiatiningsih, M. (2024) “PERKEMBANGAN SIKLUS HIDUP PARIWISATA DI DESA WISATA NGLANGGERAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”, Jurnal Ilmiah Hospitality, 13(2), pp. 283-290. doi: 10.47492/jih.v13i2.3723.
Section
Articles