ANALISIS POTENSI GILI TRAWANGAN SEBAGAI DESTINASI DIGITAL NOMAD
Abstract
Gili Trawangan merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Lombok yang sedang bangkit kembali setelah dilanda bencana alam gempa bumi dan pandemi Covid-19. Pasca pandemi Covid-19, tren wisata mulai bergeser, seperti maraknya tren digital nomad. Digital nomad adalah jenis pekerjaan remote dan dapat dilakukan dari mana saja, maka ini menjadi sebuah peluang bagi Gili Trawangan untuk menyediakan tempat yang nyaman untuk berwisata sekaligus bekerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi Gili Trawangan sebagai destinasi digital nomad ditinjau berdasarkan komponen dasar destinasi wisata dan kriteria pendukung aktivitas digital nomad. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gili Trawangan memiliki potensi sebagai destinasi digital nomad berdasarkan dari ketersediaan atraksi, amenitas, dan aksesbilitas yang memadai serta terpenuhinya kriteria pendukung digital nomad, akan tetapi masih diperlukan penambahan fasilitas pendukung seperti ketersediaan layanan kesehatan yang cukup dan terjangkau, ketersediaan toilet umum, dan serta ketersediaan layanan pemadam kebakaran untuk menunjang rasa aman bagi wisatawan digital nomad.
References
[2] Budiatiningsih, M. (2023) Jenis Warisan Budaya dalam Konteks Pariwisata dalam Juniarta (ed.) Warisan Budaya sebagai Kekayaan Pariwisata. Badung: Infes Media.
[3] Chevtaeva, E., & Denizci-Guillet, B. (2021). Digital nomads’ lifestyles and coworkation. Journal of Destination Marketing and Management, 21(June), 100633. https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2021.100633.
[4] Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D., Fyall, A., & Wanhill, S. (2008). Tourism: Principles and Practice (4 ed.). London: Pearson Education, Inc.
[5] Armawi, S. H. (2016). Peran Pemuda Deakin, M. (2014). Smart cities: the state-of-the-art and governance challenge. Theoretical Chemistry Accounts, 1(1), 1–16. https://doi.org/10.1186/s40604-014-0007-9.
[6] Kemenparekraf. (2021). Digital Nomad, Tren Pariwisata di Indonesia. In Kemenparekraf.Go.Id
[7] Müller, H. (1994). The thorny path to sustainable tourism development. Journal of Sustainable Tourism, 2(3), 131–136. https://doi.org/10.1080/09669589409510690
[8] Musílek, K. (2020). Making Life Work: Work and Life in Coliving.
[9] Nomadlist. (2021). Nomad List — Best Places to Live for Digital Nomads. In Nomadlist.Com.
[10] Prabawati, N. P. D. (2021). Desa Canggu, Bali Sebuah Basecamp Bagi Digital Nomad? Identifikasi Produk Wisata Berdasarkan 4 A (Attraction, Amenity, Accessibility, Ancilliary). Jurnal Kepariwisataan Indonesia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia, 14(2), 91–108. https://doi.org/10.47608/jki.v14i22020.91-108.
[11] Richards, G. (2015). The new global nomads: Youth travel in a globalizing world. Tourism Recreation Research, 40(3), 340–352. https://doi.org/10.1080/02508281.2015.1075724
[12] Rosyidie, A., Furqan, A., Aquarita, D., Budiatiningsih, M. (2022). Pengantar Pariwisata, Bandung: ITB Press.
[13] Sukma Winarya Prabawa, I. W., & Ratih Pertiwi, P. (2020). The Digital Nomad Tourist Motivation in Bali: Exploratory Research Based on Push and Pull Theory. Athens Journal of Tourism, 7(3), 161–174. https://doi.org/10.30958/ajt.7-3-3.
[14] Thompson, B. Y. (2019). The Digital Nomad Lifestyle: (Remote) Work/Leisure Balance, Privilege, and Constructed Community. International Journal of the Sociology of Leisure, 2(1–2), 27–42. https://doi.org/10.1007/s41978-018-00030-y.
[15] Vagena, A. (2019). ACADEMIA Letters Digital Nomads and Tourism Industry. April 2021, 1-6.
[16] Winkowska, J., Szpilko, D. & Pejić, S. (2019).Smart city concept in the light of the literature review. Engineering Management in Production and Services,11(2) 70-86. https://doi.org/10.2478/emj-2019-0012.