Analisis Kelayakan Usaha Kripik Tempe Menggunakan Metode RCR Dan BEP
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan usaha serta menganalisis usaha Industri keripik Tempe di Kabupaten Lombok Barat. Penelitian dilakukan pada usaha keripik Zulfan Snack karena usaha ini sudah berjalan lebih dari 5 tahun sejak 2016 hingga sekarang. Lokasi Industri Rumah Tangga keripik tempe Zulfan Snack berada di Desa Dasan Baru Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara kepada pemilik usaha industri rumah tangga tempe Zulfan Snack. Metode pengambilan sampel dengan metode sensus, responden yang diambil sebanyak 1 orang yaitu bapak Herman sebagai pemilik industri rumah tangga keripik tempe Zulfan Snack. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kelayakan usaha menggunakan metode RCR (Revenue Cost Ratio) dan BEP (Break Even Point). Hasil Penelitian Menunjukan : (1) Total biaya produksi sebesar Rp. 5.637.917,00, (2) Penerimaan sebesar Rp. 9.852.000,00, (3) Pendapatan sebesar Rp. 4.214.083,00. (4) R/C Ratio sebesar 1.75 hal ini membuktikan bahwa usaha keripik tempe Zulfan Snack layak untuk di kembangkan. (5) BEP Produksi Keripik Tempe sebesar 41 per bungkus, sedangkan jumlah produksi keripik tempe Zulfan Snack selama satu bulan sebanyak 2.463 per bungkus sudah melebihi jumlah BEP produksi. BEP Harga sebesar Rp. 2.289,00 harga perbungkus keripik tempe Zulfan Snack adalah sebesar Rp.4.000,00 melebihi nilai BEP harga. BEP Penerimaan sebesar Rp. 163.051,00, penerimaan keripik tempe Zulfan Snack sebesar 9.852.000,00 bungkus melebihi nilai BEP penerimaan. Hal ini menunjukan bahwa usaha keripik tempe Zulfan Snack layak di kembangkan karena jumlah produksi, harga jual dan jumlah penrimaan yang dicapai usaha keripik tempe Zulfan Snack diatas nilai BEP.
References
[2] Arifin, A. (2017). Traditional Indonesian tempe-based products: challenges, opportunities, and future research. International Food Research Journal, 24(4), 1403-1412.
[3] Palupi, N. S., & Jayanegara, A. (2014). Fermented soybean (tempe) in human nutrition. Food Science and Quality Management, 26, 61-70.
[4] Sudarmadji, S., Haryadi, A., & Hendraningsih, S. (2012). Tempe: A versatile and nutritious food from Indonesia. Food Reviews International, 17(1-2), 39-59.
[5] Palupi, N. S., & Jayanegara, A. (2014). Fermented soybean (tempe) in human nutrition. Food Science and Quality Management, 26, 61-70.
[6] Hidayat, C., & Fardiaz, S. (1994). Mikrobiologi pangan. PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
[7] Steinkraus, K. H. (1997). Handbook of indigenous fermented foods. CRC press.
[8] Jayawardene, A., Hettiarachchy, N. S., & Sivakumar, B. G. (2003). Bioavailability of iron and zinc in tempeh fortified with iron and zinc. Food Chemistry, 82(4), 599-603.
[9] Messina, M. J. (2010). Soybean isoflavone exposure does not have feminizing effects on men: a critical examination of the clinical evidence. Fertility and Sterility, 93(7), 2095-2104.
[10] Murtiningrum, Murtiningrum, & Susilawati, D. (2015). Soybean (Glycine max (L.) Merril) fermentation as natural sources of bioactive components. International Food Research Journal, 22(1).
[11] Messina, M. (2010). Soybean isoflavone exposure does not have feminizing effects on men: a critical examination of the clinical evidence. Fertility and Sterility, 93(7), 2095-2104.
[12] Anderson, J. W., Johnstone, B. M., & Cook-Newell, M. E. (1995). Meta-analysis of the effects of soy protein intake on serum lipids. New England Journal of Medicine, 333(5), 276-282.
[13] Sandberg, A. S., & Svanberg, U. (1991). Phytate hydrolysis by endogenous phosphatase in the stomach and small intestine in humans. Journal of Nutrition, 121(7), 941-944.
[14] Slavin, J. L., & Lloyd, B. (2012). Health benefits of fruits and vegetables. Advances in Nutrition, 3(4), 506-516.
[15] Anita Mau. (2016). Analisis Usaha Keripik Singkong “Yudha” Kala Industri Rumah Tangga Di Kelurahan Kampung Empat Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan (Skripsi). Jurusan Agribisni. Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan.