FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP IBU BALITA TERHADAP PENCEGAHAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACET, KABUPATEN BANDUNG
Abstract
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak bayi dibawah lima tahun akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru terlihat setelah bayi berusia 2 tahun. Angka prevalensi stunting di Indonesia tahun 2020 adalah 26,92%. Data 2020 prevalensi stunting di wilayah Kabupaten Bandung mencapai 31,1 persen atau 112.000 jiwa. Salah satu penyebab terjadinya masalah gizi pada balita adalah ibu yang belum memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi yang harus diberikan pada bayi dan balita. Pengetahuan ibu akan berpengaruh pada sikap dan perilakunya dalam memilih makanan dan berdampak pada status gizi sehingga mempengaruhi kejadian stunting pada balita.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, dimana dalam metode ini peneliti melakukan penilaian pengetahuan tentang stunting yang dimiliki oleh ibu balita. Jumlah populasi yang ada sebanyak 160 ibu balita, karena pada masa pandemik, sehingga jumlah kunjungan balita dibatasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling, dengan menggunakan Rumus Slovin didapatkan sampel sebanyak 97 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 97 responden dapat dikatakan bahwa lebih dari setengahnya memiliki pengetahuan yang baik, merupakan ibu balita pada usia reproduksi yaitu 20-35 tahun, memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan hanya memiliki 1 balita dalam rumah. Dari beberapa faktor tersebut, berdasarkan hasil analisis ternyata faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap ibu balita terhadap pencegahan stunting adalah pengetahuan, dengan nilai V 0,009, sedangkan untuk faktor lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan, dengan nilai V di atas 0,05. Jika seseorang memiliki pengetahuan kesehatan yang memadai, diharapkan dia akan memiliki sikap yang positif, yang lama kelamaan akan merubah perilaku kesehatan yang lebih baik juga. Pengetahuan ibu yang cukup mengenai stunting sejak hamil diharapkan mampu meningkatkan sikap dan perilaku yang positif dalam upaya mencegah terjadinya stunting.
References
[2] Kementerian Kesehatan Indonesia (2020). Stunting pada Bayi di Indonesia pada Tahun 2020. Sekretariat Jendral Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2021
[3] Dinas Kesehatan Jawa Barat. (2020). Stunting pada anak di Jawa Barat, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat
[4] Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. (2019 data Stunting Pada Balita di Kabupaten Bandung Tahun 2015 - 2019, Profil Kesehatan Kabupaten Bandung.
[5] Puskesmas Pacet (2020), Data Balita Stunting berdasarkan laporan puskesmas pacet pada tahun 2020
[6] Notoadmodjo. (2010). Cara Memperoleh Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.
[7] Ali, Pungkas Bahjuri. 2018. Integrasi Percepatan Penurunan Stunting. Makalah dalam Rapat Koordinasi Pencegahan Stunting di Wilayah Prioritas. Kementrian PPN/Bappenas. Jakarta, 22 November 2018
[8] Kemenkes. 2018. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta Direktorat Gizi Masyarakat
[9] Lestari, Puput. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Balita terhadap Status Gizi Balita di Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
[10] Mugianti, Sri. , M, Arif. , A, Agus. , N, Zian. 2018. Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan. 5(3) : 268-278
[11] Ni’mah, Cholifatun. Muniroh, Lailatu. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia. 10(01) : 84-90
[12] Pormes, Wellem Elseus. Rompas, Sefti. Ismanto, Amatus Yudi. 2014. Hubungan Pengetahuan Orangtua tentang Gizi dengan Stunting pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Malaekat Pelindung Manado. Jurnal Keperawatan. 2(2)