PENGUKURAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU APARTEMEN TRANSIT RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG
Abstract
Apartemen Transit Rancaekek (ATR) merupakan salah satu rumah susun yang dibangun oleh Pemerintahan Jawa Barat untuk kebutuhan hunian Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di wilayah Kabupaten Bandung. Apartemen Transit Rancaekek mempunyai fasilitas ruang terbuka hijau yang dibuat berupa taman, fasilitas olahraga, arena bermain serta kebun yang ditanami berbagai vegetasi. Namun diantara fasilitas yang tersedia pada RTH di Apartemen Transit Rancaekek, ditemukan beberapa fenomena diantaranya terdapat beberapa titik kerusakan pada jalan penghubung antara twin-block satu ke twin-block lainnya ataupun antara ke twin-block menuju Taman RTH, selain itu tidak adanya fasilitas aksesibilitas untuk penyandang disabilitas, tidak adanya fasilitas seperti gazebo yang berfungsi sebagai pondok atau tempat untuk berteduh, kurang terpeliharanya lahan untuk vegetasi serta terdapatnya lahan di belakang bangunan ATR Twin-Block 6 yang cukup luas yang tidak digunakan atau dimanfaatkan. Diperlukan kajian mengenai kualitas RTH Apartemen Transit Rancaekek menggunakan modifikasi teori mengenai kualitas RTH dengan dimensi accessibility, comfort, socialization, activity dan space and design. Metode penelitian yang digunakan yaitu teknik deskriptif eksplanatori, jenis metode yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif serta kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil dari studi kasus ini akan digunakan untuk merencanakan kebutuhan pengembangan fasilitas ruang terbuka hijau Apartemen Transit Rancaekek.
References
[2] Imansari, N., & Khadiyanta, P. (2015). Penyediaan hutan kota dan taman kota sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik menurut preferensi masyarakat di kawasan pusat Kota Tangerang. Jurnal Ruang, 1(3), 101-110.
[3] Malek, Nurhayati Abdul, Siti Zabeda Mohammad, and Amanina Nashar. "Determinant factor for quality green open space assessment in Malaysia." Journal of Design and Built Environment 18.2 (2018): 26-36.
[4] Malek., Manohar., Mustafa. (2012). The making of a quality neighbourhood park: a path model approach. Procedia Social and Behavioral Sciences 49 (2012) 202 – 214
[5] Hanafi, Mamduh. 2013. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keenam. Yogykarta : BPFE-Yogyakarta
[6] Hastings, Nicholas A. J. 2010. Physical Asset Management. Springer.London.
[7] Kutay Karacor, E., & Akcam, E. (2016). Comparative Analysis of the Quality Perception in Public Spaces of Duzce City. 257 http://dx.doi.org/10.4236/cus.2016.43017
[8] Somantri, Lili (2016). Apa itu Apartemen Transit?. Diambil 31 Mei 2022. https://buanaindonesia.co.id/jabar/apa-itu-apartemen-transit
[9] Siregar, Doli. D. (2004). Manajemen Aset. Jakarta: Satya Graha Tara
[10] Sugiama, A Gima (2013). Manajemen Aset Pariwisata Bandung: Guardaya Intimarta.
[11] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
[12] Undang Undang No 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun
[13] Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14/Permen/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa
[14] Permendagri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
[15] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 01/Prt/M/2018 tentang Bantuan Pembangunan Dan Pengelolaan Rumah Susun//