REVITALISASI PASAR SENI SENGGIGI SEBAGAI DESTINASI WISATA BUDAYA, LOMBOK BARAT

  • Sri Susanty Sekolah TInggi Pariwisata Mataram
  • Murianto Murianto Sekolah TInggi Pariwisata Mataram
Keywords: Revitalisasi, Pasar Seni, Senggigi

Abstract

Kawasan  Senggigi  yang  dahulu menjadi  ikon  pariwisata  NTB  mulai  kehilangan daya  tariknya.  Salah  satu  titik  yang  paling terdampak  adalah  Pasar  Seni  Senggigi  dimana kondisi  fasilitas  yang  kurang  terawat,  penataan pedagang  yang  tidak  optimal,  kurangnya  atraksi budaya  rutin,  serta  minimnya  promosi  digital, menyebabkan pasar seni ini tidak lagi menjadi titik singgah  utama  bagi  wisatawan.  Penelitian  ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan strategi  revitalisasi  Pasar  Seni  Senggigi  melalui pendekatan  budaya,  partisipatif,  dan  destinasi. Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif deskriptif  Data  yang  diperoleh  dianalisis menggunakan  teknik  analisis.    Hasil  penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab menurunnya aktivitas pasar seni yaitu minimnya atraksi budaya yang  rutin,  penataan  fisik  yang  tidak  menarik. Berdasarkan  hasil  temuan  dan  analisis,  strategi revitalisasi  yang  dapat  dilakukan  mencakup revitalisasi  fisik,    penguatan  atraksi  budaya, manajemen  dan  promosi  digital  dengan pembentukan  tim  kurator,  branding  ulang  pasar seni  senggigi,  aktivasi  media  social,  keterlibatan komunitas  lokal,  kemitraan  dan  pendanaan,  dan kolaborasi  dengan  sektor  swasta.  Hasil  penelitian ini  menguatkan  teori  revitalisasi  kawasan  oleh Montgomery  bahwa  keberhasilan  revitalisasi  tidak hanya  terletak  pada  pembaruan  fisik,  tetapi  juga pada  aktivasi  sosial  dan  budaya.  Temuan  ini  juga mendukung  konsep  wisata  budaya  menurut UNWTO di mana pengalaman otentik menjadi nilai jual utama sebuah destinasi. 

References

1. Montgomery, J. (1998). Making a city: Urbanity, vitality and urban design. Journal of Urban Design, 3(1), 93–116.
2. Nugroho & Pramono (2020) dalam studinya tentang Revitalisasi Pasar Seni Ubud menyatakan bahwa revitalisasi yang efektif harus berbasis pada pelibatan komunitas, penguatan narasi budaya, dan integrasi dengan platform digital.
3. Fauziah et al. (2021) dalam penelitian di Pasar Seni Sukawati menunjukkan bahwa atraksi budaya dan pertunjukan berkala mampu menarik kembali minat wisatawan jika dikemas secara profesional.
4. Sudirman & Ratna (2019) menekankan pentingnya desain ruang publik yang mendukung kegiatan seni dan interaksi sosial sebagai daya tarik wisata budaya.
5. Ashworth, G. J. (1991). Heritage Planning: Conservation as the Management of Urban Change. Geo Books.
6. Law, C. M. (2002). Urban Tourism: The Visitor Economy and the Growth of Large Cities. Continuum.
7. Richards, G. (2011). Creativity and tourism: The state of the art. Annals of Tourism Research, 38(4), 1225–1253.
8. Cohen, E. (1988). Authenticity and commoditization in tourism. Annals of Tourism Research, 15(3), 371–386.
9. UNWTO. (2018). Tourism and Culture Synergies. Madrid: World Tourism Organization.
10. Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications.
11. UN-Habitat. (2015). Public Space Toolkit for Urban Regeneration.
Published
2025-07-23
How to Cite
Susanty, S., & Murianto, M. (2025). REVITALISASI PASAR SENI SENGGIGI SEBAGAI DESTINASI WISATA BUDAYA, LOMBOK BARAT. Journal Of Responsible Tourism, 5(1), 659-670. https://doi.org/10.47492/jrt.v5i1.3914
Section
Articles