REVITALISASI PASAR SENI SENGGIGI SEBAGAI DESTINASI WISATA BUDAYA, LOMBOK BARAT
Abstract
Kawasan Senggigi yang dahulu menjadi ikon pariwisata NTB mulai kehilangan daya tariknya. Salah satu titik yang paling terdampak adalah Pasar Seni Senggigi dimana kondisi fasilitas yang kurang terawat, penataan pedagang yang tidak optimal, kurangnya atraksi budaya rutin, serta minimnya promosi digital, menyebabkan pasar seni ini tidak lagi menjadi titik singgah utama bagi wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan strategi revitalisasi Pasar Seni Senggigi melalui pendekatan budaya, partisipatif, dan destinasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab menurunnya aktivitas pasar seni yaitu minimnya atraksi budaya yang rutin, penataan fisik yang tidak menarik. Berdasarkan hasil temuan dan analisis, strategi revitalisasi yang dapat dilakukan mencakup revitalisasi fisik, penguatan atraksi budaya, manajemen dan promosi digital dengan pembentukan tim kurator, branding ulang pasar seni senggigi, aktivasi media social, keterlibatan komunitas lokal, kemitraan dan pendanaan, dan kolaborasi dengan sektor swasta. Hasil penelitian ini menguatkan teori revitalisasi kawasan oleh Montgomery bahwa keberhasilan revitalisasi tidak hanya terletak pada pembaruan fisik, tetapi juga pada aktivasi sosial dan budaya. Temuan ini juga mendukung konsep wisata budaya menurut UNWTO di mana pengalaman otentik menjadi nilai jual utama sebuah destinasi.
References
2. Nugroho & Pramono (2020) dalam studinya tentang Revitalisasi Pasar Seni Ubud menyatakan bahwa revitalisasi yang efektif harus berbasis pada pelibatan komunitas, penguatan narasi budaya, dan integrasi dengan platform digital.
3. Fauziah et al. (2021) dalam penelitian di Pasar Seni Sukawati menunjukkan bahwa atraksi budaya dan pertunjukan berkala mampu menarik kembali minat wisatawan jika dikemas secara profesional.
4. Sudirman & Ratna (2019) menekankan pentingnya desain ruang publik yang mendukung kegiatan seni dan interaksi sosial sebagai daya tarik wisata budaya.
5. Ashworth, G. J. (1991). Heritage Planning: Conservation as the Management of Urban Change. Geo Books.
6. Law, C. M. (2002). Urban Tourism: The Visitor Economy and the Growth of Large Cities. Continuum.
7. Richards, G. (2011). Creativity and tourism: The state of the art. Annals of Tourism Research, 38(4), 1225–1253.
8. Cohen, E. (1988). Authenticity and commoditization in tourism. Annals of Tourism Research, 15(3), 371–386.
9. UNWTO. (2018). Tourism and Culture Synergies. Madrid: World Tourism Organization.
10. Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications.
11. UN-Habitat. (2015). Public Space Toolkit for Urban Regeneration.