PERAN KOMUNITAS DALAM PENERAPAN SAPTA PESONA DI DESA WISATA PRINGGASELA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: i) peran serta masyarakat dalam pengimplementasian Sapta Pesona di Desa Wisata Pringgasela, ii) bentuk pengimplementasian Sapta Pesona yang dilakukan oleh masyarakat Desa Wisata Pringgasela. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, yang mengandalkan wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: i) masyarakat Desa Wisata Pringgasela bekerjasama dengan para stakeholder pariwisata berperan nyata dalam pengimplementasian Sapta Pesona, ii) bentuk pengimplementasian yang dilakukan dalam unsur keamanan yaitu dibentuknya Badan Keamanan Desa dan rutin melakukan SISKAMLING. Unsur ketertiban yaitu dibuatnya papan petunjuk arah. Unsur kebersihan yaitu tidak membuang sampah sembarangan, melakukan gotong royong, serta daur ulang sampah dalam rangka mengurangi sampah non organik. Unsur kesejukan yaitu berupa penanaman pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan. Unsur keindahan berupa penanaman pohon serta perawatan pada Monumen Perjuangan Rakyat. Unsur keramahtamahan berupa bersikap yang ramah, murah senyum, serta sopan dan santun kepada wisatawan. Unsur kenangan berupa adanya cinderamata hasil olahan dari kain tenun.
References
[2] Bintoro, D . (2014). Konsumen dan Pelayanan Prima. (Edisi Pertama). Jakarta: Gava Media.
[3] Firmansyah, H. (2016). Organisasi dan Manajemen Bisnis. (Edisi Pertama). Yogyakarta: Ombak.
[4] Hamzah, F., & Utomo, E. T. (2016). Implementasi Sapta Pesona pada Museun Mandala Wangsit Siliwangi Kota Bandung. Jurnal Pariwisata, 3.(2), 118-128. https://doi.org/10.31294/par.v3i2.1467
[5] Handi, I. (2004). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. (Edisi Kelima). Jakarta: Elex Media Komputindo.
[6] Moleong, L. J. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: (Edisi Revisi) Remaja Rosda Karya.
[7] Nurhidayati, S. E. (2012, Juli). Community Based Tourism Sebagai Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan. http://journal.unair.ac.id/MKP@community-based-tourism-(cbt)-sebagai-pendekatan-pembangunan-pariwisata-berkelanjutan-article-2147-media-15-category-8.html
[8] Pemerintah Republik Indonesia. (2011). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025 (PP Nomor 5o Tahun 2011). Jakarta. Diakses dari https://jdih.kemenparekraf.go.id/asset/datapuu/regulationsubject1558320923_50_tahun_2011.pdf
[9] Putra, A. M. (2006). Konsep Desa Wisata. Jurnal Manajemen Pariwisata, 5(1). 71-72. https: doi.org/10.31294/par.v3i2.1467
[10] Rahmawati, W. S., Sunarti & Hakim, L. 2017. Penerapan Sapta Pesona Pada Desa Wisata (Analisis Persepsi Wisatawan Terhadap Layanan Penyedia Jasa di Kampung Wisata Kungkuk, Desa Punten, Kota Batu). Jurnal Administrasi Bisnis, 50(2). 196.
[11] Sarwoto. (2008). Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. (Edisi Pertama). Jakarta: Ghalia Indonesia.
[12] Siyoto, S. & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. (Edisi Pertama). Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
[13] Suansri, P. (2003). Community Based Tourism Handbook. (Edisi Pertama). Thailand: REST Project.
[14] Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Edisi Ketiga). Bandung: Alfabeta.
[15] Sumaryadi, I. N. (2005). Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. (Edisi Pertama). Jakarta: CV. Citra Utama.
[16] Topowijono & Supriyono. (2018). Analysis of Sapta Pesona (Seven Enchantments) Implementation in Tourism Village: Study at Pujon Kidul Tourism Village of Malang Regency. Jurnal Ekonomi Geografi, 3(2),459-463. https:/doi.org/ 10.20914/2310-1202-2018-2-458-463