ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMA DI KOTA SUNGAI PENUH
Abstract
Pendidikan abad 21 bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik. Hasil studi PISA menunjukkan bahwa literasi sains peserta didik Indonesia berada dalam kategori rendah. Rendahnya literasi sains peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor dalam sistem pendidikan, seperti kurikulum, guru, maupun peserta didik itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan literasi sains peserta didik Kelas X SMA se Kota Sungai Penuh serta faktor yang mempengaruhinya. Informasi tentang kemampuan literasi sains ini penting untuk diketahui dalam rangka memberikan solusi-solusi yang tepat bagi permasalahan yang dihadapi terutama dalam bidang literasi sains. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kombinasi (mixed method). Sampel penelitian adalah 86 peserta didik yang berasal dari tiga SMA yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah soal tes literasi sains dan lembar pedoman wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan pemberian skor untuk setiap jawaban peserta didik kemudian diinterpretasikan ke dalam nilai dan kategori capaian literasi sains serta menganalisis hasil wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai rata-rata literasi sains peserta didik Kelas X SMA se Kota Sungai Penuh adalah 31,58 dengan kategori rendah. Rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu minat membaca yang masih rendah, alat evaluasi yang belum mengarah pada pengembangan literasi sains, dan kurangnya pengetahuan guru tentang literasi sains.
References
[2] NCRL dan Metiri Group. 2003. En Gauge 21st Century Skills for 21st Century Learner. California: Metiri Group.
[3] OECD. 2016. PISA 2015 Results (Volume I): Excellence and Equity in Education, PISA. Paris: OECD Publishing.
[4] OECD. 2017. PISA 2015 Results (Volume III): Students’ Well-Being, PISA. OECD Publishing: Paris.
[5] Ardianto, D. dan Rubbini, B. 2016. Comparison of Students Scientific Literacy In Integrated Science Learning Through Model of Guided Discovery and Problem Based Learning. Indonesian Journal of Science Education. 5(1), 31-37.
[6] OECD. 2001. “PISA 2000 Result in Focus: What 15 year olds know and what
they can do with what they know”. http://www. Oecd.
Org/pisa/keyfindings/pisa-2000-results. Html, diakses tanggal 12
Agustus 2018.
[7] OECD. 2004. “PISA 2003 Result in Focus: What 15 year olds know and what
they can do with what they know”. http://www. Oecd.
Org/pisa/keyfindings/pisa-2003-results. Html, diakses tanggal 12
Agustus 2018.
[8] OECD. 2007. Science Competencies for Tomorrow’s World Volume 1- Analysis, PISA. OECD Publishing: Paris.
[9] OECD. 2010. Assesing framework key competencies in reading, mathematics, and science. OECD Publishing: Paris.
[10] OECD. 2013. “PISA 2012 Result in Focus: What 15 year olds know and what
they can do with what they know”. http://www. Oecd.
Org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results. Html, diakses tanggal 12
Agustus 2018.
[11] OECD. 2019. PISA 2018 Insights and Interpretations. OECD Publishing: Paris.
[12] Kurnia, F. 2014. Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 1(1), 43-47.
[13] Angraini, G. 2014. Analisis Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik SMA Kelas X di Kota Solok. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. 1(4), 161-170.
[14] Rizkita, L. 2016. Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains Peserta Didik SMA Kota Malang. Jurnal Pendidikan Biologi. 1(1), 771-781.
[15] Diana, S. 2015. Profil Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Berdasarkan Instrumen Scientific Literacy Assesment (SLA). Jurnal Pendidikan. 1(6), 285-291.
[16] Wang, Y., Lavonen, J., dan Tirri, K. 2018. Aims for Learning 21st Century Competencies in National Primary Science Curricula in China and Finland. Journal of Mathematics, Science and Technology Education. 14(6), 2081-2095.
[17] Mukminan. 2014. Strategi Menyiasati Pendidikan Abad 21. Yogyarkata: UNY.
[18] BNSP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad-XXI. Jakarta: BSNP.
[19] Smaldino, S., Deborah L., dan James R. 2011. Instructional Technology and Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar Alih Bahasa oleh Arif Rahman. Jakarta: Kencana.
[20] Daryanto. 2014. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Satu Nusa.
[21] Sloman, A. 2001. What Are The Aims of Science?. Journal of Science. 13(1), 1-26.
[22] Miller, C. dan Montplaisir, L. 2010. Comparison of Views of the Nature of Science Between Natural Science and Nonscience Majors. Journal of Life Sciences Education. 9(1), 45-54.
[23] Roberts, D.A. 2007. Scientific literacy/science literacy. In S.K. Abell, and N.G. Lederman (Eds.). Journal of Science Education. 1(3), 729-780.
[24]Goodrum, D., dan Rennie, L. 2007. Australian School Science Education: National Action Plan. Education Research Journal. 4(1), 108–112.
[25]Hackling, M.W., dan Prain, V. 2005. Primary Connections: Stage 2 Research Report. Journal of Academy Science. 3(2), 15-25.
[26]Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan. 16(1), 75-83.
[27]Yaumi, Wisanti, dan Admoko, S. 2017. Penerapan Perangkat Model Discovery Learning pada Materi Pemanasan Global untuk Melatih Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik SMP. E-Journal Pendidikan Sains. 5(1), 38-45.
[28] Pantiwati, Y. dan Husamah. 2014. Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP Kota Malang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan. 158-174.
[29] Gormally, C., Brickman, P. dan Lutz, M. 2012. Scientific Literacy Skills (TOSLS): Measuring Undergraduates’ Evaluation of Scientific. Journal of Life Sciences Education. 11(1), 364-377.
[30] Pantiwati, Y. 2017. Kemampuan Literasi dan Teknik Literasi. Prosiding Seminar Nasional III Tahun 2017. 28-33
[31] Windyariani, S., Setiono, dan Sutisnawati, A. 2017. Pengembangan Model Literasi sains Brebasis Konteks Bagi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan. 10(9), 613-622.
[32] Echols, J dan Hassan, S. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
[33] Rahayu, S. 2014. “Revitalisasi Scientific Approach dalam Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Literasi Sains: Tantangan dan Harapan”. Makalah yang disampaikan dalam Seminar Nasional Kimia dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang.
[34] Holbrook, J. dan Rannikmae, M. 2009. The Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environmental and Science Education. 4(3), 275-288.
[35] Dani, D. 2009. Scientific Literacy and Purpose for Teaching Science: A Case Study of Lebanese Private School Teachers. International Journal of Enviromental and Science Education. 4(3), 289-298.
[36] Sari, K. dan Nurwahyunani, A. 2016. Profil Literasi Sains Siswa SMP Negeri Se Kota Semarang. Jurnal Pendidikan IPA. 6(2), 249-361.
[37] Kaya, H. V., Bahceci, D., dan Altuk, Y. G. 2012. The Relationship Between Primary School Students’ Scientific Literacy Levels and Scientific Process Skill. Journal of Social and Behavioral Sciences. 47 (1), 495-500.
[38] Rusdi, A., Sipahutar, H., dan Syarifuddin. 2017. Hubungan kemampuan membaca dan sikap terhadap sains dengan literasi sains pada siswa Kela XI IPA MAN. Junal Biologi dan Pembelajaran. 12(3), 314-325.
[39]Firman, H. 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Balitbang Depdiknas.
[40] Darliana. 2011. “Pendekatan Fenomena Mengatasi Kelemahan Pembelajaran IPA”. http://www.p4tkipa.org/. diakses tanggal 4 September 2018.
[41] Zawawi, T. Z., Mustapha, R., dan Habib, A. R. 2005. Pedagogical Content Knowledge of Mathematic Teachers on Fraction: A Case at Primary Schools. Jurnal Pendidikan Malaysia. 34(1), 131-153.
[42] Alnaqbi, A. K. dan Tairab, H. H. 2005. The Role of Laboratory Work in School Science: Educators’ and Students’ Perspectives. Journal of Faculty of Education. 18(22), 19-35.
[43] Agastya, W. N. 2016. Peningkatan Literasi Sains Melalui Pemanfaatan Laboratorium IPA di SMP. Jurnal Pendidikan IPA. 1(1), 1-6.
[44] Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
[45] Hasan, E., Rusilowati, A., dan Astuti, B. 2018. Analysis of Students Science Literacy Skill in Full Day Junior High School. Journal of Innovative Science Education. 7(2), 237-244.
[46] Huryah, F., Sumarmin, R., dan Effendi, J. 2017. Analisis Capaian Literasi Sains Biologi SMA Kelas X di Kota Padang. Jurnal Eksakta Pendidikan. 1(2), 72-79.
[47]Yuriza, P. E., Adisyahputra, dan Sigit, D. V. 2018. Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Tingkat Kecerdasan dengan Kemampuan Literasi sains pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Biologi (BIOSFERJPB). 11(1), 13-20.
[48]Susiati, A., Adisyahputra, dan Miarsyah, M. 2018. Correlation of Comprehension Reading Skill and Higher Order Thinking Skill with Scientific Literacy Skill of Senior High School Biologi Teacher. Jurnal Pendidikan Biologi (BIOSFERJPB). 11(1), 1-12.
[49]Ayu, N. A., Suryanda, A. dan Dewi, R. 2018. Hubungan Kebiasaan Membaca dengan Kempuan Literasi Sains Siswa SMA di Jakarta Timur. Jurnal Bioma. 7(2), 161-171.
[50] Shihab, N., Setiawan, B., Hani. R. R., dan Abdurrahman. 2019. Guru Belajar: Miskonsepsi Literasi. Jakarta: Komunitas Guru Belajar.