PENGEMBANGAN TAMAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI PULAU TERNATE
Abstract
Vegetasi penyusun taman dan hutan kota merupakan bagian yang berperan dalam fungsi ruang terbuka hijau (RTH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipologi ruang terbuka hijau dan vegetasi penyusunnya di Pulau Ternate, Mengevaluasi kesesuaian jenis vegetasi berdasarkan persyaratan sivikultur, manajemen dan estetika serta Menyusun akternatif pemilihan jenis vegetasi yang memiliki kesesuaian tempat tumbuh pada ruang terbuka hijau. Metode penelitian menggunakan metode survei, survei dilakukan dengan cara sensus pohon. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan skoring untuk menilai kecocokan jenis vegetasi berdasarkan persyaratan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe ruang terbuka hijau di Kawasan Perkotaan Pulau Ternate secara fisik tergolong RTH alami dan RTH non alami, memiliki fungsi ekologis, sosial budaya, ekonomi dan estetika serta ekonomi. Secara struktur termasuk RTH yang mengikuti pola ekologis dengan bentuk mengelompok dan berdasarkan kepemilikan termasuk dalam RTH publi. Jenis vegetasi penyusun RTH di Kawasan perkotaan Pulau Ternate terdiri atas 18 jenis pohon diantaranya 16 jenis pohon sesuai dan 2 jenis pohon cukup sesuai dengan persyaratan dan kriteria silvikultur, manajemen dan estetika. Vegetasi penyusun RTH yang sesuai dengan tempat tumbuh dan efektif dalam mengendalikan pencemaran udara yaitu Tanjung, Angsana dan Mahoni.
References
[2] Indonesia, Undang-Undang Republlik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. 2007.
[3] F. N. Rochim and J. A. Syahbana, “Penetapan Fungsi dan Kesesuaian Vegetasi pada Taman Publik sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Pekalongan (Studi Kasus : Taman Monumen 45 Kota Pekalongan),” Tek. PWK, vol. 2, no. 3, pp. 314–327, 2013, doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
[4] Dirjen Penataan Ruang, “RTH sebagai Unsur Pembentuk Kota Taman,” Jakarta, 2008.
[5] H. Widyarta, “Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Hijau di Kota-Kota Pulau di Indonesia (Studi Kasus Kota Padang, Denpasar ,dan Kota Ternate),” Institut Pertanian Bogor, 2010.
[6] Indriyanto, “Identifikasi dan Kesesuaian Spesies Vegetasi Penghijauan di Kota Bandar Lampung,” 2006.
[7] P. D. Sasongko, “Kajian Perubahan Fungsi Taman Kota di Kota Semarang.” p. 37, 2002.
[8] N. Sesanti, E. B. Kurniawan, and M. Anggraeni, “Optimasi Hutan sebagai Penghasil Oksigen Kota Malang,” Tata Kota dan Drh., vol. 3, no. 1, pp. 65–73, 2011.
[9] A. N. Dewanti, M. Ulimaz, and A. Ariyaningsih, “Pola Sebaran Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Balikpapan Berdasarkan Jenis dan Karakteristiknya,” JST (Jurnal Sains Ter., vol. 4, no. 2, pp. 86–93, 2018, doi: 10.32487/jst.v4i2.512.
[10] Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, “Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan,” 2008.
[11] Mukhlison, “Pemilihan Jenis Pohon untuk Pengembangan Hutan Kota di Kawasan Perkotaan Yogyakarta,” J. Ilmu Kehutan., vol. 7, no. 1, pp. 37–47, 2013.
[12] S. S. Hamdaningsih, C. Fandeli, and B. M, “Studi Kebutuhan Hutan Kota berdasarkan Kemampuan Vegetasi dalam Penyerapan Karbon di Kota Mataram,” Maj. Geogr. Indones., vol. 24, no. 1, pp. 1–9, 2010, [Online]. Available: https://jurnal.ugm.ac.id/mgi/article/download/13336/9553.
Copyright (c) 2022 Jurnal Inovasi Penelitian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.