RESPONS PETANI TERHADAP DOSIS PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI PADI SAWAH TADAH HUJAN (KASUS DI DESA ULAK LEBAR, KECAMATAN MERIGI KELINDANG, KABUPATEN BENGKULU TENGAH)
Abstract
Pemupukan merupakan salah satu komponen utama dalam paket teknologi budidaya padi yang sangat penting dalam peningkatan produktivitas. Penerapan komponen teknologi pemupukan padi sawah tadah hujan di Desa Ulak Lebar, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah masih belum sesuai dengan rekomendasi sehingga produktivitas relatif rendah sekitar 2,5-3 ton/ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons petani padi sawah di Desa Ulak Lebar terhadap dosis pemupukan padi sawah. Penelitian dilakukan dengan teknik survei melibatkan 15 orang petani pada dua kelompok tani pada bulan Januari sampai dengan Maret 2022. Data yang dikumpulkan adalah luas lahan sawah, rekomendasi dosis pemupukan padi sawah, dan respons petani terhadap rekomendasi dosis pemupukan spesifik lokasi. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40% petani merespons positif untuk menerapkan dosis rekomendasi teknologi pemupukan, 53% petani masih ragu-ragu untuk menerapkan rekomendasi teknologi, dan 7% petani tidak ingin menerapkan rekomendasi teknologi. Alasan petani menerapkan teknologi pemupukan adalah keinginan untuk meningkatkan produktivitas padi, sedangkan alasan petani masih ragu dan tidak ingin menerapkan teknologi adalah masih belum yakin terhadap hasil penerapan pemupukan rekomendasi dan keterbatasan permodalan dalam penyediaan pupuk.
References
[2] Annur, A.M. 2013. Difusi dan adopsi inovasi penanggulangan kemiskinan (studi difusi dan adopsi inovasi “Mbela Wong Cilik” Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) di Kabupaten Sragen). Journal of Rural and Development, 4(1):69-82.
[3] Astuti, H.B. dan W. Wibawa. 2014. Penerapan teknologi pemupukan padi sawah di Provinsi Bengkulu. Agrisep, 14(1):50-59.
[4] BPS. 2018.Hasilo Surver Pertanian Amtar Sensus (SUTAS) 2018. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
[5] Budiaji, W. 2013. Skala pengukuran dan jumlah respon Skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan, 2(2):127-133.
[6] Effendy, L., M.T. Billah, dan G. Pratama. 2020. Preferensi petani dalam penggunaan teknologi jajar legowo pada padi sawah di Kecamatan Cikedung. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(3):347-360.
[7] Husnain, A. Kasno, dan S. Rochayati, 2016. Pengelolaan hara dan teknologi pemupukan mendukung swasembada pangan di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan, 10(1):25-36.
[8] Ikhwani. 2014. Teknologi budidaya varietas unggul baru padi sawah pada dua musim tanam. Informatika Pertanian, 23(1):19-28.
[9] Kasno, A., T. Rostaman, dan D. Setyorini. 2016. Peningkatan produktivitas lahan sawah tadah hujan dengan pemupukan hara N, P, dan K dan penggunaan padi varietas unggul. Jurnal Tanah dan Iklim, 40(2):147-157.
[10] Putri, R.T. dan R. Safitri. 2018. Peran penyuluh pertanian terhadap penerapan teknologi tanam jajar legowo 2:1 (kasus Kelompok Tani Gotong Royong 2 di Desa Klaseman, kabupaten Probolinggo). Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 2(3):167-178.
[11] Surya, I. Sardi, dan Aprolita. 2015. Penerapan teknologi oleh petani dalam usahatani padi sawah pada Program Gerakan Serentak Tanam Padi Dua Kali Pertahun di Desa Simpang Datuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sosio Ekonomika Bisnis, 18(1):72-82.
Copyright (c) 2022 Jurnal Inovasi Penelitian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.