IDENTIFIKASI POTENSI MODAL SOSIAL DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
Abstract
Identifikasi potensi modal sosial di Kabupaten Konawe Kepulauan sangat penting untuk mengetahui kesenjangan pembangunan, pengangguran dan kemiskinan semakin meningkat. Hal ini terjadi ketika masih bergabung dengan Kabupaten Konawe sebagai kabupaten induk. Akses dan distribusi program pembangunan yang tidak merata menyebabkan sebagian masyarakat di Pulau Wawonii mengalami kemiskinan di wilayah kecamatan hingga desa/kelurahan. Pendekatan penelitian adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi modal sosial dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Konawe Kepulauan berhasil diidentifikasi adanya social networking, yakni adanya jaringan sosial bidang pendidikan, kesehatan, dan keagamaan, social economic networking adanya jaringan jual-beli hasil bumi dan produksi tertentu; mutual trust adanya rasa saling percaya secara turun-temurun, reciprositas adanya perilaku saling tolong-menolong yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat; value and social norm, adanya nilai dan norma sosial sebagai warisan secara turun-temurun yang tumbuh dan mengakar dalam kehidupan masyarakat, dan participation in social organization yakni adanya organisasi sosial/perkumpulan usaha yang tumbuh dari bawah melalui inisiatif dan kesadaran masyarakat. Penelitian ini penting bagi penelitian selanjutnya
References
[2] Nasution, A. (2016) Peranan Modal Sosial Dalam Pengurangan Kemiskinan Rumah Tangga Di Perdesaan Indonesia (The Role of Social Capital on Household Poverty Reduction in Rural Areas of Indonesia) Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 7, No. 2, Desember 2016 171 – 183.
[3] Pujiharto, S., Maryunani & Asfi M. (2018) Identifikasi Modal Sosial Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Semarang, Sosio Konsepsia Vol. 8, No. 01, September - Desember, Tahun 2018, 14-29
[4] Zhang, Y., Zhou, X., & Lei, W. (2017). Social Capital and Its Contingent Value in Poverty Reduction: Evidence from Western China. World Development, 93, 350–361. https://doi.org/10.1016/j. worlddev.2016.12.034.
[5] Akram, S., & Kumar Routray, J. (2013). Investigating causal relationship between social capital and microfinance. International Journal of Social Economics, 40 (9), 760–776. https://doi. org/10.1108/IJSE-11-2012-0113
[6] Kusuma, U. A., Satria, D., & Manzilati, A. (2017). Modal Sosial dan Ekowisata : Studi Kasus di Bangsring Underwater, Banyuwangi. JIEP, 17.
[7] Putnam. Robert D, (1995). “Bowling Alone : America’s Declining Social Capital. Dalam Jurnal Democracy, Vol. 6 No.1.
[8] Bourdieu, P. (1986). The Form of Capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of teory and Research for Sociology Education. New York: Greenwood Press.
[9] Fukuyama, F.. (1995). Trust : The Social Virtue and The Creation of Property. New York : Free Press.
[10] Coleman, J. S.. (1998). Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass: Harvard University Press.
[11] Damsar, & Indriyani. (2009). Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Prenadamedia
[12] Fukuyama, F. (2002). Trust; Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta: Qalam.
[13] Coleman, J. (2008). Dasar Dasar Teori Sosial.Bandung: Nusa Media.
[14] Multifiah. (2011). Telaah Kritis Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan DalamTinjauan Konstitusi. Journal of Indonesian Applied Economics, 5(1), 1–27.
[15] Woolcock. (1998). Community Services, Theory and Concep. Chambridge : Harvard Press.
[16] Hasbullah, J. (2006). Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). Jakarta: MR-United Press
[17] Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Copyright (c) 2022 Jurnal Inovasi Penelitian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.