IDENTIFIKASI RUTE TEMATIK KOMUNITAS BANDUNG SKETCHWALK SEBAGAI PRODUK WISATA HERITAGE DI KOTA BANDUNG
Abstract
Wisata heritage dalam industri pariwisata secara global mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bangunan bersejarah dan monumen menjadi daya tarik dalam wisata heritage. Kota Bandung sebagai bekas koloni belanda pada masa lalu meninggalkan jejak bangunan heritage dengan arsitektur menarik. Keunikan bangunan heritage menjadi objek sketsa bagi komunitas Bandung Sketchwalk. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi rute tematik yang dipakai oleh komunitas Bandung Sketchwalk dalam pengembangan wisata heritage di Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 3 rute tematik komunitas Bandung Sketchwalk, yaitu rute tematik perjuangan, rute tematik edukasi, dan rute tematik pecinan yang dapat dikembangkan menjadi produk wisata heritage. Semoga hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi pemangku kepentingan terkait dalam pengembangan wisata heritage di Kota Bandung.
References
[2] Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
[3] Boyd, S. W. (2017). Editorial: heritage trails and tourism. Journal of Heritage Tourism, 12(5), 417–422. https://doi.org/10.1080/1743873X.2016.1265972
[4] Howard, P. (2003). Heritage: management, Interpretation, and Identity. London: Continuum.
[5] Jamal, T. B., & Getz, D. (1995). Collaboration theory and community tourism planning. Annals of Tourism Research, 22(1), 186–204. https://doi.org/10.1016/0160-7383(94)00067-3
[6] Jimura, T. (2019). World heritage sites: Tourism, local communities, and conservation activities. Patrick: CABI.
[7] Kartika, T., Fajri, K., & Kharimah, R. (2017). Pengembangan Wisata Heritage Sebagai Daya Tarik Kota Cimahi. Jurnal Manajemen Resort Dan Leisure, 14(2), 35–46. https://doi.org/10.17509/jurel.v14i2.9102
[8] Mann, M. (2000). The Community Tourism Guide: Exciting Holiday for Responsible Travellers. Earth Scan.
[9] Merriman, N. (1991). Beyond the Glass Case: The Past, the Heritage and the Public in Britain. Leicester: Leicester University Press.
[10] Richards, G. (2018). Cultural tourism: A review of recent research and trends. Journal of Hospitality and Tourism Management, 36, 12–21. https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2018.03.005
[11] Salazar, N. B. (2012). Community-based cultural tourism: Issues, threats and opportunities. Journal of Sustainable Tourism, 20(1), 9–22. https://doi.org/10.1080/09669582.2011.596279
[12] Silberberg, T. (1995). Cultural tourism and business opportunities for museums and heritage sites. Tourism Management, 16(5), 361–365. https://doi.org/10.1016/0261-5177(95)00039-Q
[13] Suryabrata, S. (1987). Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.
[14] Timothy, D. J., & Boyd, S. W. (2015). Tourism and trails: Cultural, ecological and management issues. Bristol: Channel View Publications.
[15] UNWTO. (2014). UNWTO tourism highlight 2014 edition. https://doi.org/www.e-unwto.org/doi/ pdf/10.18111/9789284416226
[16] Zheng, D., Ritchie, B. W., Benckendorff, P. J., & Bao, J. (2019). Emotional responses toward Tourism Performing Arts Development: A comparison of urban and rural residents in China. Tourism Management, 70(September 2018), 238–249. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.08.019
Copyright (c) 2022 Jurnal Inovasi Penelitian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.